Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Minggu, 11 Maret 2012

AMINI ANAK PETANI KAMPUNG JADI DOKTOR ANTONI NURDIN


Amini Jaaba yang dilahirkan di Desa Nggele kecamatan Taliabu Barat Kepulauan Sula Maluku Utara, 27 maret 1974 dari pasangan H. Abd Jabar dan Hj. St Zubaidah, adalah seorang pejuang sejati dalam hidupnya. Amini yang lahir dari keluarga petani sederhana sempat putus sekaloh ketika menamatkan sekolah dasar, namun tekadnya untuk merubah nasip, saat ini dia telah menjadi Doktor Pendidikan setelah mengikuti Ujian Promosi 7 Maret silam di Universitas Negeri Jakarta, dengan nilai 3. 88, alhamdulilah disertasi terbaik. Namun sayang Amini yang tercatat sebagai pegawai Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, enggan kembali Ke Maluku Utara untuk mengabdikan ilmunya ditanah kelahirn. Dikatakannya, meskipun dia berdiam ditempat lain, jika suatu waktu pikirannya dibutuhkan, maka Amini akan kembali kedaerahnya untuk mengabdi. Tapi dia hanya mau kembali karena kebutuhan, bukan karena kepentingan.
Amini yang telah dikarunia dua putra dari pernikahannya dengan Suharti,  Faturarrachman Amien dan Amal Taufiqqurachaman Amien, adalah sosok yang mudah bergaul, serta suka membantu sesama, terutama anak rantau yang sementara menuntut ilmu di Jakarta. Sambil meneteskan air mata Amini bertutur, bahwa waktu masi menempuh sekolah dasar di kampung, dirinya tinggal dikebun bersama orang tua, sehingga setiap jam 4 subuh sudah harus bangun pergi sekolah melewati gelapnya malam dan seramnya  hutan belantara, dan pulangnya jam 1 siang, sehingga terkadang makan siang dilakukan menjelang sore hari, betapa menderitanya kehidupan dimasa kecil dikampung, namun saat ini buah dari penderitaan tersebut, Amini telah menjadi Doktor.

Satu hal yang saya bangga dari DR Amini adalah ketika saya masih dalam taraf penyelesaian S2, beliua selalu berdiskusi dengan saya, selain karena kami sesama aktifis HMI, juga karena saya dengan dia berasal dari pulau Taliabu walaupun kami berbeda Desa tempat Kelahiran. Amini memberikan motifasi berharga dalam hidup saya, bahwa janganlah anda gagal dalam menuntut ilmu karena kemiskinan, keterbatasan ekonomi hanya bisa dirubah dengan kesiapan SDM. Olehnya itu setelah S2 saya dianjurkan untuk melanjutkan S3, dan Al-hamdulilah saat ini saya telah tercatat sebagai mahasiswa S3. Terima kasih DR. Amini atas motifasinya.

Anda pernah mengatakan kepada saya ketika saya berkunjung ketempat kosan, mungkin saja anda telah lupa, tetapi saya masih mengingatnya hingga saat ini, anda katakan ketika kita kuliah, yang wisuda bukanlah tukang ojek, tetapi kita sendiri, dan juga kalapun tukang ojek mereka hanya bisa mengantarkan kita untuk pergi wisuda. Sebuah pernyataan kelakar, namun sangat filosofis.

Ternyata keterbatasan ekonomi bukan menjadi alasan seseorang itu gagal atau tidak mau menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi. Amini membuktikan bahwa walaupun selama ini dia mengalami banyak kendala dalam proses penyelesian studi, terutama dari aspek ekonomi, tetapi dengan ketekunan dan keyakinan serta kesbaran, semuanya dapat dilalui yang akhirnya kini dia telah tercatat sebagai salah seorang doktor pendidikan.

Amini dalam disertasinya yang meneliti soal ekologi laut yang ada di Wakatobi mengemukakan bahwa, potensi SDA yang ada didasar laut Wakatobi saat ini, bukanlah hasil rekayasa pemerintah serta balai konservasi, tetapi merupakan warisan leluhur yang harus ditetap dilestarikan, olehnya itu kearifan lokal yang sudah lama tumbuh dimasyarakat jangan dihilangkan, tetapi hendaknya dikembangkan buat masa depan.

Dengan dipromosikan Amini sebagai Doktor, semoga bisa menambah motifasi bagi generasi yang ada di Pulau Taliabu untuk mau melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Amini adalah contoh nyata seorang anak petani yang mau bergelut dengan kejamnya Jakarta hanya karena cita-cita menjadi seorang Doktor.

Nasehat orang tua Amini kepadanya sewaktu sekolah dasar adalah, untuk meraih bendera sangat susah, apalagi mengibarkannya, karena itu teruslah belajar, sabar dan jangan mudah menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar