Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Jumat, 30 Maret 2012

PARTAI BBM DAN MAHASISWA ANTONI NURDIN

Aksi mahasiswa bersama buruh, petani, nelayan serta kaum miskin perkotaan dalam  menolak kenaikan BBM yang direncanakan oleh pemerintah tangal satu April 2012, semalam dalam paripurna DPR mengalami penundaan selama enam bulan. Penundaan tersebut, juga dengan memperhatikan tekanan publik yang luar biasa, dimana publik tidak menginginkan kenaikan BBM, dengan alasan akan lebih mempersulit masarakat miskin.

Walaupun disisi yang lain keputusan paripurna DPR, sangat memungkinkan dinaikannya BBM jika dalam waktu dekat terjadi kenaikan minyak mentah dunia yang diestimasi sebesar 15 persen. Ini bukan tidak mungkin masyarakat bersama mahasiswa, buruh, petani. Nelayan akan kembali melakukan demonstrasi besar-besaran untuk kembali menekan pemerintah dan DPR agar  tidak menaikan BBM, seperti yang terjadi saat ini.
 
Dalam gerakan demonstarsi mahasiswa dan masyarakat sangat masif seluruh Indonesia, bahkan cenderung berbuat anarkis dengan membakar, merusak, bahkan yang lebih parah adalah ketika mahasiswa dan polisi anatar keduanya selalu memposisikan satu pihak sebagai musuh yang harus dilawan dan diperangi. Korban diantara keduanya, serta kerugian material yang ditimbulkan oleh aksi demonstarasi sangat banyak.

 
Saya melihat, aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kenaikan BBM sebenarnya hanya bagian kecil dari rasa ketidak percayaan publik terhadap pemerintah berkuasa saat ini. Mereka menjadikan isu kenaikan BBM untuk melakukan demonstarsi menunjukan kepada pemerintahan SBY, bahwa rakyat sudah tidak sinerjik dengan kepemimpinannya. Sehingga SBY harus segera mengevaluasi untuk menemukan jawaban hakiki dari apa yang terjadi saat ini. Kenapa rakyat harus berontak terhadap dirinya.ss
 
Sementara disisi yang lain, partai politik yang menggerakan sebagian anggota dan kadernya untuk melakukan demonstarsi menentang kebijakan pemerintah, juga harus dimaknai dalam konteks bahwa mereka sangat pantas untuk melakukan semua itu. Karena yang melakukan demonstarsi adalah orang-orang yang akan merasakan dampak secara langsung dari kenaikan BBM. Walaupun pada sisi yang lain, partai politik yang secara terang-terangan menolak kenaikan BBM, juga tidak bisa dilepas dari upaya mereka untuk meraih simpati publik.
 
Partai politik, selalu saja memanfaatkan setiap momentum untuk meraih simpati publik, dalam rangka menaikan popularitas partai. Namun dalam konteks kenaikan harga BBM, bukan soal populaitas partai, namun yang jelas rakyat akan sangat merasakan dampak dari kenaikan BBM yang dipaksakan oleh pemerintah. Kalaupun dengan kejadian ini, kemudian publik menaruh simpati terhadap partai yang menolak kenaikan BBM, itu sangat wajar, karena publik beranggapan bahwa partai tersebut yang selama ini konsisten memperjuangakan baik secara politik maupun dengan jalan demonstarsi untuk menolak kenaikan harga BBM.
 
Mahasiwa, juga memiliki andil tersendiri yang cukup besar dalam memperjuanhkan setiap kepentingan masyarakat. Independensi mahasiwa untuk tidak mau dijadikan alat kepentingan partai tertentu, pantas diberi aprsiasi. Untuk kasus BBM antara mahasiswa dan partai politik memiliki kesamaan tujuan yakni menolak kenaikan BBM. olehnya itu, hendaknya mahasiswa terus saja berjuang untuk kepentingan rakyat, jangan takut dengan penjara, atau kematian, kalau semua itu atas nama idealisme membela kaum tertindas dinegara ini.
 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar