Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Jumat, 20 Juli 2012

THAIB ARMAYIN GUBERNUR BERGAYA PREMAN “ANTONI NURDIN”

Saya sangat terkejut setelah menyaksikan pemberitaan sejumlah media masa baik cetak maupun eloktronik, dimana Ketua Umum dan Sekjen DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum serta Ibas berkunjung ke Maluku Utara dalam rangka membuka Musada DPD I Maluku Utara di Ternate, di hadang oleh Ketua DPD I dengan mengarahkan sejumlah masa dan simpatisan Partai Demokrat di Ternate.

Ketua DPD I Maluku Utara Thaib Armayin yang juga Gubernur Maluku Utara mengarahkan masa untuk mengusir Anas dan Ibas agar tidak bisa menghadiri Musda tersebut. Sebab terindikasi Thaib Armayin masih ingin menjabat sebagai Ketua DPD I Partai Demorat, namun jika musda dilaksanakan maka Thaib dipastikan akan mengalami kekalahan dengan saingannya Rahmi Husen “Anggota DPRD Tingkat I”, apa lagi sinyalemen berkembang DPP Partai Demokrat menginginkan Rahmi sebagai Ketua DPD I Maluku Utara menggantikan Thaib Armayin, karena selama ini Thaib dianggap gagal membesarkan partai di Maluku Utara.

Terlepas pro kontra tersebut, saya lebih menyoroti sikap yang ditempuh oleh Thaib Armayin yang sangat tidak mencerminkan nilai demokrasi, dan  etika politik. Sebagai seorang Gubernur mestinya harus lebih arif dalam menyikapi setiap persoalan yang muncul, apa lagi   dirinya merupakan simbol pemimpin rakyat Maluku Utara.

Pengarahan masa untuk melakukan penganiyayaan terhadap pejabat Negara Jhoni Alen adalah sebuah tindakan melawan hukum dan sangat bertentangan dengan prinsip demokrasi. Olehnya itu, Thaib Armayin harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya, yakni Thaib harus dipidanakan, agar semua pemimpin tidak seenak perutnya memanfaatkan kekuasaanya untuk berbuat hal-hal yang bertentangan dengan demokrasi dan hukum yang berlaku di negara ini.

Sayangat disayangkan, Maluku Utara identik dengan Thaib Armayin, dan Thaib identik dengan kekerasan. Tengok saja pengalaman masa lalu, ketika Thaib hadir untuk bertarung memperebutkan kursi Gubernur pertama tahun 2002 silam dan kedua tahun 2007, semuanya selalu berakhir dengan kekerasan. Masyarakat dimobilisasi untuk tujuan politik Thaib Armayin.

Saat ini hanya untuk mempertahankan posisi ketua DPD I Partai Demokrat Maluku Utara, Thaib harus mengarahkan masa bayaran, dan melakukan penghadangan terhadap Anas dan Ibas, sehingga musda DPD I partai demokrat Maluku utara tertunda, bahkan harus diambil alih oleh DPP. Ini menunjukan bahwa , kalau pemimpinya saja seperti Thaib hobi dengan kekerasan dalam mencapai cita-cita politiknya, maka bagaimana dengan rakyatnya.

Thaib Armayin hendaknya belajar banyak tentang politik, belajar tentang etika dan norma yang baku dalam politik, karena apa yang dilakukannya sangat memalukan sebagai seorang Gubernur. Thaib harus mendidik rakyat secara santun, bukan mendidik rakyat dengan cara-cara kekerasan, karena cara-cara tersebut hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan, saya tidak tau Gubernur Maluku Utara berpendidikan atau tidak. Walahu alam.

Jumat, 13 Juli 2012

GUYON DAN MAUT “ANTONI NURDIN’

Bulan saaban menjelang datangnya bulan suci Rhamadan, sudah menjadi tradisi umat Islam untuk berpuasa serta menjalankan ibadah lainnya. Begitu pula dengan saya, yang berpuasa sambil khusu menjalankan ibadah, sholat dan zikir dimalam hari, demi mengharap pahala dan ridho Allah SWT. Karena dengan beribadah secara totalitas, menundukan kepala bermunajat sambil berdoa memohon agar semua dosa yang pernah dilakukan tidak terulang dan dapat diampuni, hitung-hitung sebagai tabungan diakhirat kelak.

Saya berniat berpuasa selama seminggu, sejak hari senin hingga sabtu, namun pada hari terakhir, tepatnya malam sabtu, setelah saya berzikir dari jam 00 hingga pukul 2 dini hari, saya tertidur di atas sejadah, sehingga saya tidak sempat makan sahur, karena saya terbangun ketika suara azan subuh membangunkan saya untuk sholat subuh.

Paginya saya berangkat kuliah dan kembali ke kontarakan sore hari menjelang buka puasa, saya lemas, ngantuk, kecapean, disitulah berawal guyonan maut itu muncul dari teman-teman sesama mahasiswa pasca yang juga kosan didaerah Rawamangun. Kata mereka kenapa ngga makan saja ntar kamu mati kelaparan baru fitnah orang bilang dipelet, saya diam saja sambil tersenyum. Namun teman-teman guyonannya tidak berakhir disitu saja

Mereka justru mengirim SMS secara diam-diam keteman lainnya dengan mengatakan saya telah meninggal dunia akibat kecelakaan ditabrak pengendara mototr didaerah Matraman, dari Sms tersebut akhirnya menyebar hingga kemana-mana, bahkan sampai ke daerah saya di Ternate. Saya tidak pernah tau dengan guyonan sms tersebut, dan sudah menjadi kebiasaan saya kalau tidur hp selalu of.

Anehnya, keesokan harinya, menjelang sore setelah saya selesai sholat ashar, barulah hp saya aktif, sontak saja ratusan sms masuk mempertanyakan soal kabar kematian saya, bahkan selama seminggu saya terus saja menerima telpon dari kerabat soal beredarnya sms tersebut. Saya sendiri bingung, dan tidak tau harus menjawab apa, karena sampai saat ini isi sms yang beredar tidak pernah saya liat atau baca.

Menariknya lagi, ada yang sempat sudah buat tahlilan ataupun sholat ghaib, bahkan tidak sedikit orang yang sempat meneteskan air mata setelah mendengar kabar kematian saya karena kecelakaan. Ucapan belasungkawa baik melalui sms maupun lewat fb beredar dimana-mana. Yang lucu lagi ada sahabat saya yang menelpon kemudian mendengar suara saya, dia kemudian takut, karena dikira suara saya adalah suara hantu, sialan dalam hati saya.

Yang jadi tidak enak dalam batin saya adalah, salah seorang mahasiswa S3 yang juga mantan dosen saya ketika masih S1, tergopoh-gopoh datang kekosan saya, sambil meneteskan air mata, cerita sama teman-teman, kenapa dia diusia muda harus dipanggil allah, bahkan setelah mengirimkan doa buat saya, dia mengatakan bahwa seluruh kesalahan saya telah di maafkan...setelah bertemu dengan saya dia menceritakan semuanya kepada saya, saya hanya diam, dan bersyukur, karena dengan isu kematian saya, akhirnya dia memaafkan kesalahan saya yang mungkin terpendam selama sekian tahun dalam batinnya.

Setelah semua sms yang masuk dan telpon dari seluruh teman-teman, saya hanya mampu mengambil tiga khimah dari sms guyonan teman-teman tersebut. Pertama, dengan beredarnya isu kematian saya, saya dimaafkan seluruh kesalahan baik sengaja maupun tidak yang pernah dilakukan pada masa lalu. Kedua, saya juga didoakan seluruh teman agar saya masuk sorga, minimal saya dikirimkan doa surat Al-fatiha. Dan ketiga, survei membuktikan, meskipun saya tidak memasang baliho ternyata saya cukup terkenal. Jika saya politisi dan ada momentum pilkada saya pasti terpilih, he..he..he.

Jumat, 06 Juli 2012

FENOMENA DUALISME " ANTONI NURDIN"


Pasca reformasi dan kebebasan berserikat dan berpendapat diberikan seluas-luasnya oleh pemerintah, dimana Partai politik tumbuh bagai jamur dimusim hujan, pers semakin bebas, hingga munculnya organisasi kemasrakatan termasuk organisasi kepemudaan. Semua ini buah dari perjuangan panjang kaum muda ketika menumbangkan rezim otroriter orde baru.

Organisasi kepemudaan yang begitu banyak hadir, semakin menambah kedewasaan kaum muda dalam belajar berorganisasi, guna menyiapakn diri mereka menjadi pemimpin bangsa ini dimasa depan. Organisasi adalah tempat belajar, mengasah kemampuan intelektual dan kematangan emosional, walaupun bukan jaminan seseorang yang terlibat dalam organisasi kepumudaan mampu menjadi pemimpin yang bermartabat dan sukses memimpin Indonesia.

Namun setidaknya, dengan berorganisasi seseorang akan terbiasa berhadapan dengan sejumlah kepentingan yang berbeda, terbiasa untuk menyelesaikan persoalan yang sangat sulit, sehingga ketika dipercayakan untuk memimpin organisasi yang lebih besar seperti negara, maka kaum muda tidak kaku untuk menterjemahkan seluruh kepentingan rakyat dan bangsa. Yang sulit akan terasa muda, karena kaum muda telah lama belajar mengelola organisasi sejak dini.

Persoalannya adalah, kehadiran organisasi kepemudaan yang begitu banyak mulai dari organisasi yang berskala nasional sampai organisasi yang berskala lokal, tidak mampu dikelola secara baik untuk kepentingan jangka panjang, namun justru kaum muda yang terlibat dalam organisasi tersebut, lebih menunjukan aspek kepentingan politik, sehingga banyak organisasi kepemudaan saat ini yang mengalami kemunduran, baik dari aspek kualitas intelektual anggotanya, hingga peran eksternal organisasi.

Parahnya lagi, organisasi kepemudaan saat ini cenderung dualisme kepengurusannya, terlepas adanya alasan-alasan logis yang sampaikan oleh masing-masing pihak dalam organisasi, namun gejala dualisme yang terjadi dikalangan organisasi kemasyarakatan  pemuda, merupakan bentuk cara pikir kaum muda saat ini yang tidak mencerminkan hati yang besar ketika kalah dalam perebutan kekuasaan dan kepentingan. Sehingga kapan seseorang itu kalah dalam suksesi kepemimpinan di oragnaisasi kepemudaan, maka dipastikan organisasi tersebut kepengurusannya dualisme.

Ini terjadi, karena yang ada dalam pikiran para kaum muda di dalam organisasi hanyalah kekuasaan semata, bukan tujuan dan cita-cita organisasi yang ingin dicapai secara bersama. Padahal secara teoritik organisasi hanya akan berjalan dengan baik, adalah ketika seluruh anggota organisasi mampu bersatu dan bekerja sama untuk mencapai keinginan bersama. Selain itu organisasi juga harus dikelola dengan memakai pendekatan manajemen modern.

Apa yang yang menimpa organisasi kepemudaan misalnya KNPI, HMI, dan sejumlah organisasi lainnya yang mengalami dualisme kepengurusan, berimplikasi hingga kedaerah. Karena hampir semua organisasi kepemudaan memiliki cabang atau perwakilan di daerah, sehingga dualisme kepengurusan yang terjadi pada organisasi kepemudaan tertentu, merupakan proses pendidikan yang tidak mencerminkan karakter pemuda yang bijak dalam belajar menjadi pemimpin.

Sudah menjadi rahasia umum kaum muda yang terlibat dalam organisasi kepemudaan, mereka secara pribadi belajar dan menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan bangsa Indonesia, namun ketika dalam proses belajar ternyata karakter yang terbangun adalah rakus akan kekuasaan, maka dikhawatirkan dimasa depan kaum muda sekarang ketika dipercayakan untuk memimpin bangsa ini, kecenderungan dualisme presiden atau jabatan politik lainnya akan tarjadi, lalu apa jadinya negara ini.

Oleh karenanya, hendaknya kaum muda yang menimba ilmu kepemimpinan melalui organisasi kemasyarakatan saat ini, hendaknya serius belajar untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin handal dimasa depan. Dualisme kepemimpinan dalam organisasi kepemudaan yang akhir-akhir ini tumbuh subur, bukanlah pelajaran demokrasi yang baik untuk dipraktekan. Pertarungan memperebutkan kekuasaan politik di organisasi kemasyarakatan pemuda, menjadi hal yang lumrah, namun akhir dari pertarungan tersebut bukan menjadi pertentatangan untuk mendualismekan kepengurusan organisasi.
Secara berkelakar Yusup Kala ketika memberikan sambutan pada acara KAHMI yang pada saat itu mengalami dualisme kepengurusan mengatakan bahwa organisasi alumni HMI yang bernama KAHMI hanya satu di negara ini, pengurusnya yang dua.  Organisasi yang memiliki kepengurusan dualisme, sangat merugikan anggota organisasi tersebut, sekaligus membuat organisasi mengalami degradasi aktifitas. Implikasinya adalah, publik tidak akan percaya dan terlalu berharap pada organisasi yang anggotanya hanya mementingkan kekuasaan bukan berpikir untuk kemajuan organisasi. Lalu secara ekternal, kinerja organisasi yang berkaitan dengan kepentingan rakyat kapan dipikirkan, kalau anggota organisasi hanya berpikir untuk menyatukan organisasi yang terbecah belah seperti itu.

Tradisi kudeta dalam organisasi kepemudaan saatnya dihentikan, masih banyak persoalan besar bangsa ini yang harus dipikirkan dan diselesaikan oleh pe muda, tentunya melalui organisasi secara formal. Cara-cara instan yang ditempuh, sangat tidak mencerminkan kecerdasan kaum muda terdidik. Berpikir dan bertindak untuk kepentingan jangka panjang bangsa ini adalah warisan yang sangat berharga sebagi sumbangan buat genersi mendatang.

Dalam tradisi pergerakan pula pemuda kini terpecah belah, karena kepentingan kelompok dikedepankan. Gerakan pemuda dan mahasiswa angkatan 65, 74 dan 98 mereka kompak untuk bersama menumbangkan rezim berkuasa yang dianggap menyakiti hati rakyat, namun kini justru dalam bergerak pemuda dan mahasiswa justru gerakannya tidak masif, akibat  mereka tidak mampu merangkai sebuah perbedaan untuk persatuan dalam rangka bergerak untuk melawan kezaliman.
Gerekan yang dilakukan cenderung adalah pesanan kelompok kekuasaan dan pengusaha, atau dengan kata lain kalau ada gerakan, isu yang diangkat tergantung siapa yang bayar, kasarnya saat ini pemuda semakin rusak cara berpikir mereka. Otak kirinya lebih dikedepankan dari pada otak kanannya, yang ada dalam nalurinya adalah bagaimana mereka juga bisa menikmati secara bersama harta rampasan perang.

Tradisi intelektual dan idealisme telah berubah pada tradisi elitis dan paragmatis, jika ini dipelihara, maka apa jadinya bangsa ini kalau pemuda mengalami stikmatisasi publik yang buruk. Kini semua elemen organisasi kepemudaan sebaiknya kembali manata diri untuk keluar dari berbagai problem internal, dan mau berbenah untuk mentradisikan kembali semangat intelektualisme yang idealis. Pragmatisme dan hedonistis bukan contoh yang baik sebagai kelompok terdidik. Rayuan pragmatis yang dihadapi bisa diantisipasi dengan semangat perjuangan yang ideal.

Masih ada waktu, tidak ada kata terlambat semua bisa diantisipasi, jika komitmen moral tetap terbangun bahwa organisasi adalah tempat belajar menjadi pemimpin masa depan bangsa ini. Dinamika yang muncul dalam proses, adalah khasanah yang harus dimaknai posisitif dengan tetap tidak terpengaruh pada rayuan pragmatis sesaat. Semoga.