Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Rabu, 02 Mei 2012

DEMI KELUARGA NYAWA MELAYANG "ANTONI NURDIN"


Setelah saya menyaksikan pemberitaan media, dimana tiga orang TKI asal Indonesia kembali menjadi mayat setelah ditembak oleh Polisi Diraja Malesia, bahkan diduga mereka adalah korban perdagangan organ tubuh manusia yang dilakukan pemerintah Malesia secara sitematis. , mereka menjadi martir bagi keluarganya demi sesuap nasi di negeri orang. Bermimpi menjadi orang  sukses seteleh kembali kekampung halaman, namun apa lacur, justru mereka kembali sebagai mayat yang organnya telah dipreteli oleh pemerintah Malesia.

Dinegerinya mereka adalah kaum papah, dinegeri orang mereka dibantai secara biadab. Bahkan pemerintah Indonesia dengan sejumlah kasus yang telah menimpa warganya dinegara lain, tidak pernah serius memperjuangkan nasip warganya yang teraniaya, bahkan terbunuh, sementara tuduhan mereka adalah pelaku kejahatan tidak bisa dibuktikan secara hukum. Elite negara ini  hanya serius berdebat soal politik dan kekuasaan, sementara nasip rakyatnya, tidak diperhatikan.

Logikanya tidak akan ada orang yang rela pergi jauh meninggalkan keluarganya, Istri, Anak, Orang Tua dan handai tolan, jika kehidupan di tempat asalnya sejahtera. Mereka pergi kerantau orang hanyalah untuk merubah nasip ekonomi keluarga. Disiksa secara fisik, dihina, dimaki, bahkan dibunuh mereka tidak pernah peduli, karena tumpuan dan harapan keluarga ada dipundaknya. Karena itu, kematian yang mereka alami dengan organ tubuh yang tidak lengkap sangat menyedihkan tidak saja bagi keluarga, tetapi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kita hanya bisa mengutuk perbuatan sadis tersebut tanpa bisa berbuat apa-apa, kita sebagai bangsa yang berbudaya terlalu santun terhadap warga Asing yang datang bekerja di negara ini. Bahkan hampir tidak ada kasus warga Indonesia yang melakukan kekerasan fisik atau membunuh warga Malesia. Namun kenapa warga kita yang kebetulan bekerja di Negara Malesia selalu saja diperlakukan seperti binatang.

Kini pemerintah Indonesia yang diharapkan mampu berbuat untuk melindungi warganya yang ada di luar negeri, justru hanya bisa pandai berdiplomasi tanpa hasil. TKI dikirim setiap tahun dengan jumlah ribuan orang, negara diuntungkan, namun TKI selalu terpojok, jika dihadapkan pada berbagai persoalan hukum yang menimpa mereka. Inilah nasip menjadi warga miskin dinegara yang kaya sumber daya alamnya seperti Indonesia.s

Bisa dibayangkan pemerintah kita selalu saja membiarkan Malesia membunuh warga kita setiap saat, bahkan kepentingan Malesia di negara kita, pemerintah mengamankannya dengan baik sampai-sampai warga kita juga dibunuh di negaranya sendiri, karena  mencoba mengambil hak mereka yang telah dirampas oleh pihak Malesia. Kasus Mesuji adalah bukti kongkrit dimana aparat keamanan

Indonesia membunuh masyarakat demi membela perusahan kelapa sawit asal  Malesia.
Pada sisi yang lain, ketika Malesia selalu saja menprofokasi pemerintah kita di daerah perbatasan, bahkan mereka terus saja berupaya merampas pulau-pulau terluar kita, pemerintah hanya bisa diam tanpa berbuat kongkrit untuk menghukum Malesia. Separah inikah pemerintah kita. Selemah inikah negara Indonesia dimata Malesia, sehingga setiap saat kita sebagai bangsa yang besar terus di perlakukan tidak wajar.warga kita dianiya dan dibunuh, wilayah kita juga dirampas dengan berbagi dalih.

Kini saatnya masyarakat Indonesia bangkit, dengan tidak terlalu berharap pada pemerintah. Malesia harus dilawan dengan berbagai cara apapun. Nyawa dibalas nyawa. Pulau yang telah dirampas harus dikembalikan walaupun harus melalui perjuangan bersenjata. Martabat bangsa dikembalikan pada posisi tertinggi. Jika tidak maka selamanya pemerintah Malesia akan berlaku sewenang-wenang terhadap masyarakat Indonesia yang berada di Malesia.
Jakarta  Awal Mey 2012









Tidak ada komentar:

Posting Komentar