Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Selasa, 01 Mei 2012

QUO VADIS HMI CABANG TIDORE “ANTONI NURDIN”


Ketika saya lagi mengikuti kuliah yang disampaikan oleh dosen Prof. DR. Haryono Suyono, tiba tiba ada bunyi SMS diponsel saya, setelah saya membaca SMS tersebut ternyata dari adik saya Julkifli Ketua Umum HMI Cabang Tidore. Intinya dia meminta waktu saya untuk berkomunikasi. Saya sampaikan setelah selesai Kuliah saya akan meneleponnya.
 
Setelah kami berkomunikasi dia mengatakan kepada saya kalau masa kepemimpinannya telah berakhir dan beliau telah melakukan konfrensi cabang dengan memilih ketua Umum baru yakni saudara Lukman. Namun ada persoalan yang muncul karena hadirnya konfrensi tandingan yang diprakarsai oleh saudara Ibrahim fungsionaris PB HMI yang juga mantan Ketua Umum HMI Cabang Tidore.
 
Konferensi cabang tidore intinya adalah pertarungan pengaruh dikalangan elite antara Julkifli dan Ibrahim, keduanya mempertaruhkan ketokohan mereka tidak saja dimata anggota HMI, tetapi juga di elite birokrasi dan politisi. Pada hal keduanya satu kampung bahkan rumah mereka di Desa Kusu Halmahera hanya berjarak beberapa meter saja. Namun itulah HMI, itulah politik yang permanen adalah kepentingan. Saya berkelakar, bahwa kalau pertarungan dua putra terbaik Kusu mengakibatkan sulitnya yunior maupun senior untuk menjadi superter.

 
Setelah saya bertemu dengan Ibrahim di Jakarta saya mencoba menfasilitasi dua kubu yang bersiteru dalam rangka kembali membangun sinergi antara Lukman Ketua Umum yang dihasilkan konferensi fersi Julkifli, dengan Al Irsad Ketua Umum fersi Ibrahim. Mereka saya pertemukan dan saya percayakan kepada saudara Ibrahim untuk meneyelsaikan dan mengambil langkah-angkah akomadatif, sehingga masingp-masing pihak tidak ada yang merasa di Zalimi.
 
Bahkan saya harus meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan kolega sesama mantan aktifis HMI yakni Ramdani Abu Bakar. Semua ini adalah niat yang baik agar adik-adik HMI cabang Tidore tetap solid dalam membangun organisasi, serta tetap kritis menyuarakan kebenaran terutama yang berkaitan dengan kepentingan publik. Namun saya tidak menyangka niat baik saya ternyata diinterpresati keliru oleh saudara Ibrahim dan Ramdani, mereka menganggap saya terlalu jauh mencampuri urusan intenal HMI Cabang Tidore, padahal saya hanya menginginkan semua pihak yang bersiteru untuk tetap bersilaturahmi, karena yang namanya jabatan semua itu terpulang kepada  Allah.
 
Saya tersinggung dengan cara yang dilakukan oleh Ibrahin dan saudara Ramdani, mereka tidak mampu menempatkan diri mereka sebagai senior, dan balik menyerang saya dengan menganngap kalau saya berniat menghancurkan eksistensi HMI Cabang Tidore. Paradigma berpikir mereka terhadap saya sangat keliru, namun saya maklum, karena ini mungkin sudah menjadi karakter mereka, yang bisanya hanya mau memaksakan kehendak dengan mengabaikan pikiran orang lain. Saya dilarang mencampuri, dan memang saya tidak mencampuri, sementara Ramdani boleh mencampuri.
 
Jika demikian, lalu HMI Cabang Tidore kedepannya mau dibawa kemana, kalau senior, bukan datang sebagai solutif namun kehadiran mereka justru menjadi bagian dari masalah itu sendiri. Ibrahim dan Ramdani sosok senior yang mudah-mudahan diharapkan hadir sebagai alternatif untuk mau mendidik adik-adiknya di HMI Cabang Tidore agar lebi santun dalam membangun komunikasi politik dengan senior lainnya.
 
Itulah bedanya, saya tidak memiliki kepentingan politis maupun ekonomi terhadap HMI Cabang Tidore, sementara Ibrahim dan Ramdani saya juga tidak tau, semoga niat mereka juga tulus untuk membangun HMI Cabang Tidore lebih baik kedepan. SMS yang dikirim oleh saudara Ramdani diponsel saya subuh dini hari, membuat perasaan saya tidak enak, karena selain isinya yang tidak mencerminkan kaidah keilmuan, juga SMS tersebut sangat memojokan saya selaku pribadi.
 
Namun semua itu, saya ambil khikmahnya, saya tidak akan pernah dendam pada sauadar Ibrahim maupun Ramdani, mereka tetap saya anggap sebagai yunior yang tentunya dibutuhkan jam terbang yang jauh kedepan, sehingga mereka mampu membangun eksistensi mereka dengan bijak dan santun, terutama dalam berkomunikasi. Kepada sauadara Julkifli dan Lukman, anda berdua harus terbiasa menghadapi persoalan hidup yang sulit, karena ketika saudara berdua diperhadapkan pada persoalan yang mudah, maka dengan sendirinya anda akan mampu menyelesaikan secara mudah pula. Sementara saudara Al Irsad, anda juga harus terus berjuang sepanjang apa yang anda yakini itu benar dan milik anda, jangan pernah menyerah.  Persoalan yang sulit, pasti bisa diselesaikan, asalkan dalam menyelesaikan sebuah persoalan janganlah anda meniru senior yang arogan, mau menang sendiri. Persoalan yang diselesaikan dengan cara emosional dan tergesa-gesa hasilnya tidak maksimal.

Mahatma Gandi pernah mengatakan bahwa . jauh lebih baik seseorang itu adalah perilakunya dari pada prestasinya, karenanya kelakuan buruk, baru tidak punya prestasi lagi sangat konyol. Silahkan anda nilai siapa sesungguhnya mereka yang seperti dikatakan oleh Gandhi.
Jl. Pramuka Jakarta, Akhir April 2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar