Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Sabtu, 21 Januari 2012

JADIKANLAH DIRI ANDA TERCATAT DALAM SEJARAH (Antoni Nurdin)

Enam puluh empat tahun yang lalu, 10 november 1945 di kota Surabaya, ketika sekutu mendarat dibawah pimpinan Jendral Malaby, masyarakat Indonesia bekerja sama dengan TKR dibawah pimpinan  Bung Tomo, yang diselingi pekikan Allahu Akbar, dengan bersenjatakan Bambu Runcing, harus berhadapan dengan kekuatan Sekutu yang dilengkapi dengan peralatan tempur modern. Namun atas kehendak Tuhan, masyarakat Surabaya mampu mengalahkan sekutu, bahkan Jendral Malaby harus terbunuh ditangan pejuang Indonesia.
Peristiwa 64 tahun lalu tersebut, saat ini tinggal kenangan belaka, bahkan generasi muda tidak lagi diingatkan oleh sejarah tentang peristiwa besar tersebut, padahal pertempuran di Surabaya merupakan peristiwa besar yang harus dikenang secara terus menerus, dalam rangka memupuk rasa nasionalisme yang akhir-akhir ini semakin terkikis, akibat dari tata kelola bangsa yang amburadul.
Banyak pahlawan yang tidak dikenal dalam sejarah bangsa ini, harus syahid   hanya karena ingin melepaskan diri dari kolonialisme. Mereka korbankan harta dan nyawa mereka hanya karena membela martabat kemanusiaan mereka sebagai orang Indonesia. Bahkan mereka tidak pernah menuntut kepada sejarah untuk dikenang, atau bahkan mereka tidak pernah berharap kepada Negara sekalipun untuk kuburan mereka diperhatikan, apa lagi keluarga mereka yang ditinggalkan. Mereka ikhlas dalam berjuang tanpa pamrih.
Yang mereka impikan adalah anak cucu mereka dapat menikmati hasil perjuangan dan pengorbanan mereka, serta mampu mengelola warisan mereka ini dengan bijaksana. Tapi kini jika jasad para syuhada tersebut dapat bangkit kembali, mungkin saja mereka akan meneteskan air mata, ketika mereka menyaksikan bangsa yang mereka perjungakan harus dikelola dengan cara –cara yang tidak baik.
Sudah menjadi rahasia umum, jika kekayaan bumi Indonesia telah diperjual belikan oleh pemerintah pada pihak asing, dan orang Indonesia hanya bisa menjadi babu ditanahnya sendiri. Bahkan ketika mereka menuntut sedikit saja dari kekayaan alam yang telah dijual kepada pihak asing, mereka harus dipukuli, bahkan dibedil. Dan mayoritas dimana kekayaan alam itu dikelola oleh pihak asing, masyarakat disekitarnya hidup dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, baik dari sisi ekonomi, pendidikan maupun dari aspek kemanan. Saya prihatin, jika kekayaan alam Indonesia dikeruk secara terus menerus, sementara masyarakatnya dibiarkan telanjang tanpa busana, bahkan hanya untuk makan saja, mereka harus memasak makai batu.

Amin Rais menganjurkan agar Indonesia diselamatkan, karena jika hal ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan tercerai berai. Masyarakat   terus saja dieksploitasi harkat dan martabatnya sebagai manusia Indonesia. Bahkan semakin terjadi kesenjangan yang sangat mencolok antara penguasa dan yang dikuasai, antara pengusaha dan orang susah, oleh karena itu pengausa dan pengusaha harus berbenah diri dalam mengelola seluruh potensi Negara ini untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Sejahterakan rakyat dengan mempermudah mereka mengakses pendidikan, kesehatan, ekonomi serta stabilitas kemanan yang mapan.

Para pahlawan yang telah syahid, akan tersenyum jika warisan mereka yang bernama Indonesia ini benar-benar tumbuh sebagai bangsa yang mempunyai martabat dimata internasional, dan rakyatnya sejahtera. Namun sebagai generasi yang diberi amanah untuk mengelola warisan para pahlawan tersebut, harus menyiapkan diri kita sebaik mungkin, dalam rangka mengelola warisan ini kearah yang lebih paripurna. Dan sebagai generasi muda juga, kita tidak harus terlena dan larut dengan pola pengelolaan Negara yang dilakukan oleh penguasa saat ini. Kita harus berani untuk mau merevolusi diri kita pada hal-hal yang spektakuler, demi tetap tagaknya Negara kesatuan yang bernama Indonesia.

Kita dilahirkan untuk membuat sejarah baru, sehingga kelak kita akan tercatat dalam sejarah, sejarah tersebut adalah sejarah yang mencerahkan, bukan sebaliknya kita harus membuat sejarah suram dibangsa ini. Kita mesti menjadi pahlawan dialam kemerdekaan, karena lapangan pengabdian sangatlah banyak. Namun semua itu, terpulang kepada kita sebagai generasi muda, pewaris sejarah, apakah mau mencatatkan diri kita dalam sejarah, atau hanya sebagai pembaca dan penikmat sejarah itu sendiri.

Mungkin saat ini, kita belum akan dikenang sebagai pelaku sejarah, namun dikemudian hari, dengan konsistensi dalam berjuang untuk kepentingan bangsa dan masyarakat, sejarah akan berpihak terhadap kita, dan bukan tidak mungkin gelar pahlawan, walau bukan datangnya dari Negara secara formal, namun dari masyarakat, akan terwujud. Bukankah, para pahlawan tidak pernah berharap mereka dikenang oleh Negara sebagai pahlawan, tetapi yang penting nurani rakyat Indonesia masih mau mengakui pengorbanan mereka sebagai bagian dari amal ibadah disisi Tuhan.

Kepada seluruh pahlawan yang syahid pada peristiwa 10 november 1945, semoga semua pengorbanan yang telah dilakukan tersebut, dapat menjadi bekal amal ibadah, serta seluruh nilai perjuangan tersebut, juga menjadi motivasi bagi kami yang hadir menikmati warisan hasil perjuangan dan pengorbanan kalian. Saya hanya bisa mengirimkan doa buat kalian semua para syuhada dalam sembah sujud saya kepada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar