Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Selasa, 24 Januari 2012

FENOMENA ANAK RANTAU ANTONI NURDIN

Saya bersyukur diberi ruang untuk menginjakan kaki di Ibu kota untuk melanjutkan studi Pasca Sarjana, walaupun tertatih-tatih akhirnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Sebagai anak daerah studi pasca sarjana merupakan kebanggan tersendiri, karena tidak semua orang memiliki peluang untuk melanjutkan studi, apa lagi bertempat di Ibu Kota. Selain waktu yang harus dikorbankan, juga tentunya sangat membutuhkan stok materi yang banyak utuk membiayai kuliah selama berada di Jakarta, belum lagi biaya lainnya, misalnya biaya intertein bagi yang doyan.

Sebagai anak kuliahan yang hanya bermodalkan nekat tentunya memiliki sejumlah problem yang dihadapi, mulai dari kekuarngan duit, terbatasnya fasilitas, buku, laptop dll. Semua ini merupakan infrastruktur yang harus dipenuhi, sehingga proses penyelesaian studi dapat berjalan dengan baik, hasilnyapun insya Allah akan baik pula. Walaupun ada juga sebagian teman yang berlimpah fasilitas karena selama kuliah diberi beasiswa oleh instansi tempat dia bekerja, namun mereka tidak pandai memanfaatkan fasilitas tersebut secara maksimal, sehingga dalam perjalanan selain penyelesaian kuliah yang terlambat, autputnya diragukan sangat.

Hal tersebut ketika saya berdiskusi dengan salah satu kawan pengusaha asal Maluku Utara, dikatakanya bahwa suatu saat dirinya berkunjung di tempat-tempat kosan anak kuliahan dari Maluku Utara, namun dirinya sangat kecewa karena tidak seperti yang diharapkan. Sebab, di dalam kamar tersebut sudah tidak terdapat buku sebagai ciri has akademik bagi ana kuliah, mereka siang malam hanya duduk menghadap laptop untuk bersenda gurau dengan teman lainnya melalui FB.

Baginya, ini sangat mengecewakan sebab mereka diberi beasiswa untuk belajar, malah hanya bermain-main, kemudian ketika pulang kedaerah mereka inilah yang diharapkan menjadi pemimpin kedepan, tetapi fenomena yang disaksikan, justru sangat menghawatirkan, sehingga kata teman tadi, alangkah baiknya jangan pernah memberi beasiswa lagi pada mereka-mereka yang hanya mau bersantai di jakarta.

Memang tidak semua orang bersikap seperti apa yang disaksikan teman saya tadi, namun fakta menunjukan bahwa banyak mahasiswa pasca asal Maluku Utara yang lebih banyak santai dari pada belajar ketika berada di Jakarta. Sebagai penulis saya jadi malu, karena dua bulan sekali saya juga sering membuka FB saya walaupun tidak lebih dari sepuluh menit.
 Saya menyarankan buat kawan-kawan yang doyan main FB, hendaknya berhati-hati, dimana-mana ada publik yang mengontrol segala aktifitas kita selama studi dirantau, memang hal tersebut tidak dilarang, namu sebagai anak kuliah hal ini terlalu banyak membuang waktu belajar kita, sementara janga sampai sekembalinya kita kedaerah, kualitasnya sama seperti awal kita berangkat, ini sangat memalukan.
Kramat sentiong 25 januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar