Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Selasa, 07 Februari 2012

MUSIBAH DEMOKRAT AMBISI SEKELOMPOK ORANG

Delapan bulan terakhir posisi partai demokrat terus menjadi bulan-bulanan media masa karena keterlibatan sejumlah kadernya dalam perkara tindak pidana korupsi. Para kader muda demokrat yang selama ini berada dilingkaran kekuasaan disilaukan dengan godaan pragmatis. Godaan tersebut menjadikan mereka berbuat apa saja guna secepatnya meraih impian menjadi orang sukses “kaya” sehingga cara-cara yang tidak halalpun ditempuhnya.

Partai demokrat yang masih terbilang belia di negara ini, semestinya mampu dikelola dengan baik oleh orang-orang yang ada di dalam organisasi partai, sebab jika tidak maka dikhawatirkan partai pemenang pemilu 2009 lalu ini, akan mengalami kemerosotan akibat ketidak percayaan publik, setelah para kader-kadernya diperhadapkan dengan permasalahan hukum yang menimpa mereka.
Partai Golkar, PDIP dan PPP adalah partai yang tetap eksis selama berpuluh-puluh tahun, karena mereka mampu mengelola partai dengan sangat baik, serta berusaha untuk tidak berbuat hal-hal yang dapat menjatuhkan citra partai termasuk upaya menghindari para kadernya terlibat perkara tindak pidana korupsi. Sebagai sebuah partai, untuk menjadi besar tidaklah mudah, dibutuhkan kerja keras dalam membangun kepercayaan publik, dan juga sebagai sebuah partai jika terlanjur terpuruk akibat publik tidak lagi percaya terhadap keberadaan partai  tersebut, maka butuh waktu dan energi ekstra untuk kemnbali meraih kepercayaan seperti semula.

Demokrat sebagai sebuah partai yang terlanjur dewasa sebelum waktunya, atau dipaksa untuk menjadi dewasa, ternyata sebagian kader-kadernya lupa diri ketika didewasakan dengan kekuasaan. Mereka adalah orang-orang muda yang selama ini diharapkan oleh publik bisa menjadi lokomotif perubahan bagi bangsa ini, terutama dalam pemberantasan korupsi, sesuai dengan slogan partai demokrat ketika kampanye tahun 2009 “katakan tidak untuk korupsi”.

Ulah sebagian kader tersebut, kini demokrat semakin terpuruk citranya di mata publik, bisa jadi dalam pemilu 2014 mendatang partai demokrat tinggal kenangan sejarah, jika tidak segera diambil langkah-lankah strategis untuk memulihkan citranya sebagai partai berkuasa saat ini. Kader partai yang terlibat secepatnya diberi sangsi oleh partai, kemudian partai demoktrat harus berada didepan untuk memberikan suport kepada KPK agar kader demokrat yang dianggap mencederai rasa keadilan publik tersebut segera diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Bukan sebaliknya partai malah tampil dengan tetap membela kadernya yang diduga terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi. Pernyataan ketua Umum partai demokrat Anas Urbaningrum bahwa partainya akan menyiapkan team hukum untuk membela kadernya yang terlibat korupsi, sebenarnya merupakan langkah yang tidak bijak, suda bersalah masih juga mau dibela.

Keterpurukan citra demokrat di mata publik seakan membawa petaka bagi elite politik dihampir semua partai politik yang ada, karena rakyat nantinya tidak akan lagi percaya pada partai dan politisi, jika mereka dimandatir oleh rakyat untuk mewakilinya, namun setelah berkuasa justru mereka berbuat hal-hal yang bertentangan dengan norma serta hukum di negara ini. Apa lagi konteksnya terhadap kelompok muda yang saat ini rame-rame terjun kedunia politik sambil berharap bisa berkuasa dan terlibat mengatur negara ini.

Saya kira masi ada waktu elite elite muda partai politik mau berbenah diri terutama yang ada di partai demokrat untuk kembali meraih simpati publik. Pemilu 2014 ada pembuktian partai demorat tetap eksis atau hanya sekedar pelengkap demokrasi yang sementara berjalan. Karena pub;lik saat ini tengah menyaksikan awal dari kehancuran sebuah partai besar yang bernama demokrat. Publik menyaksikan kader partai demokrat sendiri yang membwa partai ini berada ditepi jurang yang dalam.
Cikini   7 pebruari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar