Tulisan dalam blog ini sekedar catatan dan kumpulan pengalaman...

Rabu, 01 Februari 2012

KERUDUNG NARKOBA

Publik dikejutkan dengan peristiwa tabrakan maut yang menelan korban sembilan nyawa anak manusia tak berdosa ditugu tani beberapa waktu lalu. Peristiwa memilukan tersebut, sangat melukai jiwa orang tua yang ditingalkan anak mereka untuk selamanya, sementara keluarga pelaku juga terkejut karena tidak pernah menyangka anak mereka harus mendapat cobaan ini dalam usia muda, apa lagi dia seorang wanita.

Peritiwa memilukan ini, adalah pelajaran berharga bagi anak manusia yang beragama, bahwa yang namanya kecelakan dan maut datangnya selalu tiba-tiba dan tak pernah diduga sebelumnya. Sehingga ikhtiar dan terus berdoa menjadi solusi alternatif dalam menjalankan roda kehidupan dimana dan dalam kondisi apapun. Jika ini dibawa dalam rana keikhlasan, mungkin saja ada yang berpendapat bahwa kejadian yang menimpa sembilan bocah tersebut sudah diatur oleh Tuhan alias ajal, namun ada juga yang beranggapan lain behwa ini adalah kelalain pelaku Afriyani dalam mengenderai mobil dan lain sebagainya.      

Terlepas itu semua, saya kiira yang patut dikritisi adalah, ternyata Afriyani seorang wanita muda berjilbab dan ketiga temannya, semalam suntuk begadang, kelayapan diklub malam, minum-minuman beralkohol, bahkan mengkonsumsi narkoba. Yang semua ini baik dalam hukum positif maupun dalam hukum agama apapun sangat tidak dibenarkan. Saya lebih miris lagi, karena Afriyani yang berjilbab perilakuknya tidak mencerminkan wanita sholeha, jilbab adalah kamuflase kehidupan, untuk mengelabui orang banyak dan mungkin termasuk mengelabui orang tuanya.

Mestinya kerudung menjadi filter untuk menghindari maksiat, bukan kerudung malah buat gaya hidup, sementara maksiat terus saja dilakukan. Peritiwa tabrakan maut tersebut adalah pelajaran berharga bagi anak manusia, bukan saja orang yang berkerudung tetapi semua orang, agama apapun yang dianutnya. Namun titik beratnya adalah terhadap wanita berkerudung, hendaknya mampu menjaga diri, agar tidak diberi teguran dan cobaan oleh Tuhan dalam hidup ini. Karena ketika saya menyaksikan tayangan salah satu TV suasta Afriyani ketika didalam club malam kerudungnya dilepas, namun ketika terjadi tabrakan maut dia berkerudung. Saya jadi bingung separah inikah kehidupan anak jaman sekarang.Dalam diskusi lepas dengan teman saya, dia berkelakar inilah kehidupan kota besar, pergaulan   serba bebas, yang punya duit apapun bisa dilakukan termasuk menabrak pejalan kaki. Wah jangan jangan diatas kerudung di bawa  warung.

Idealnya hukuman berat harus ditimpakan terhadap Afriyani baik dari aspek hukum positif karena kelalainnya telah membunuh sembilan bocah tak berdosa, serta sangsi sosial dimana seorang Afriyani hendaknya dia dan keturunanya jangan berlindung dibalik busana yang dikenakannya untuk menutupi kejahatan dan kebobrokan moralnya dimata manusia. Hukuman yang pantas buat Afriyani adalah hukuman mati, untuk membuat jera bagi pelaku lainnnya agar tidak bermain-main dengan Alkohol dan Narkoba apalagi sebagai wanita Muslimah.

Karena sangat manusia keluarga korban kejahatan Afriyani jika mereka tidak dengan mudah memaafkan orang yang telah membunuh begitu banyak anak yang tidak berdosa. Mereka meninggal ditempat kejadian, sementara Afriyani pasca tabrakan maut tidak menunjukan raut wajah penyesalan, bahkan Afriyani hanya dengan selember kertas seenaknya meminta maaf kepada keluarga korban yang dipublikasi melalui media masa. Saya pikir selagi diberi kesempatan untuk bertobat, maka jangan menyianyiakan disisa umur yang pendek ini. Bertobatlah.
Rawamangun awal pebruari 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar